Tutorial Konfigurasi Static Routing di Mikrotik
- Static routing merupakan teknik routing yang dilakukan dengan cara
memasukkan entry routing secara manual kedalam tabel routing yang ada
di dalam router. Di dalam tabel routing, kita bisa melihat
informasi-informasi berupa network yang dapat dituju oleh router.
Sebetulnya
ketika kita menambahkan IP address pada port interface router mikrotik,
maka router mikrotik akan membuat entry route secara otomatis, namun
entry route yg dibuat secara otomatis tersebut hanyalah entry route
untuk network yang terhubung secara langsung dengan router (directly
connected).
Sedangkan
untuk network yang tidak terhubung secara langsung dengan router
(remote network), maka tidak akan dibuatkan entry route secara otomatis,
sehingga apabila kita ingin menghubungkan 2 network yang berbeda,
kita harus memanfaatkan static routing.
Static
routing biasanya diimplementasikan di dalam network yang skalanya
kecil, sedangkan untuk network yang skala besar, penggunaan static
routing ini kurang efisien dan sangat merepotkan karena harus menginput
entry route satu persatu secara manual.
Selain static routing, sobat juga bisa memanfaatkan routing protocol atau yang lebih dikenal dengan istilah dynamic routing untuk menghubungkan 2 atau lebih network yang berbeda. Misalnya saja routing OSPF dan RIP.
Pada
tutorial ini kita akan belajar bagaimana mengkonfigurasi static routing
pada router mikrotik, judul artikel ini saya tambah dengan kalimat Study Kasus 1,
ini dikarenakan inspirasi pembuatan artikel ini berawal dari case yang
dihadapi oleh teman di forum mikrotik indonesia. Jadi, sang teman
memiliki problem ketika ingin menghubungkan client (PC) yang berada
di bawah router mikrotik RB-2 (Network A) dengan client yang berada
dibawah router mikrotik RB-3 (Network B).
Untuk lebih jelasnya silahkan lihat topology dibawah ini.
Dari
topology di atas terdapat 3 buah router mikrotik, yaitu RB-1 sebagai
main router, RB-2 dan RB-3. Namun sebelum masuk ke tahap inti yaitu
mengkonfigurasi static routing agar client yang berada dibawah RB-2 dan
RB-3 dapat saling berkomunikasi, kita harus mengkonfigurasi ketiga
router tersebut.
Pada
tutorial ini saya menggunakan GNS3 untuk mensimulasikan cara
konfigurasinya, tapi tutorial ini dapat diimplementasikan langsung di
real device atau perangkat asli, berikut konfigurasi router mikrotik
RB-1, RB-2 dan RB-3.
Konfigurasi Router MikroTik (RB-1)
[admin@MikroTik] > /ip address add address=10.10.10.2/24 interface=ether1 [admin@MikroTik] > /ip address add address=192.168.2.1/24 interface=ether2 [admin@MikroTik] > /ip address add address=192.168.3.1/24 interface=ether3 [admin@MikroTik] > /ip route add gateway=10.10.10.1 [admin@MikroTik] > /ip dns set servers=8.8.8.8,8.8.4.4 allow-remote-requests=yes [admin@MikroTik] > /ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade
Konfigurasi Router MikroTik (RB-2)
[admin@MikroTik] > /ip address add address=192.168.3.2/24 interface=ether2 [admin@MikroTik] > /ip address add address=192.168.10.1/24 interface=ether3 [admin@MikroTik] > /ip route add gateway=192.168.3.1 [admin@MikroTik] > /ip dns set servers=8.8.8.8,8.8.4.4 allow-remote-requests=yes [admin@MikroTik] > /ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=ether2 action=masquerade
Konfigurasi Router MikroTik (RB-3)
[admin@MikroTik] > /ip address add address=192.168.2.2/24 interface=ether2 [admin@MikroTik] > /ip address add address=192.168.20.1/24 interface=ether3 [admin@MikroTik] > /ip route add gateway=192.168.2.1 [admin@MikroTik] > /ip dns set servers=8.8.8.8,8.8.4.4 allow-remote-requests=yes [admin@MikroTik] > /ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=ether2 action=masquerade
Setelah
selesai mengkonfigurasi ketiga router tersebut, sekarang kita harus
mengkonfigurasi IP address, netmask, gateway dan DNS untuk masing-masing
PC. Untuk mengkonfigurasi IP address dan lain-lain pada host di GNS3,
lakukan remote console ke masing-masing PC kemudian ketikkan perintah berikut.
Konfigurasi PC-1 (Network A)
Konfigurasi PC-2 (Network B)
Konfigurasi PC-1 (Network A)
PC1> ip 192.168.10.2 255.255.255.0 192.168.10.1 PC1> ip dns 8.8.8.8
Konfigurasi PC-2 (Network B)
PC2> ip 192.168.20.2 255.255.255.0 192.168.20.1 PC1> ip dns 8.8.8.8
Sampai
disini, konfigurasi dasar untuk menghubungkan antar router dan
menghubungkan PC client ke internet sudah selesai, untuk memastikan
semuanya sudah berjalan dengan baik, lakukan test ping antar router,
test ping dari masing-masing router ke internet maupun test ping dari
masing-masing PC client ke internet, seharusnya sudah reply.
Konfigurasi Static Routing
Sekarang, coba lakukan test ping
antar PC, yaitu dari PC-1 ping ke PC-2 dan begitu juga sebaliknya,
seharusnya ping antar PC tidak berhasil (Destination network
unreachable), lalu bagaimana cara menghubungkan kedua PC yang berbeda
network tersebut? Nah, untuk itulah kita perlu menambahkan static
routing.
Dengan topology seperti
di atas, konfigurasi static routing cukup dilakukan di router utama saja
yaitu router mikrotik RB-1, untuk router RB-2 dan RB-3 tidak perlu
ditambahkan static routing.
[admin@MikroTik] > /ip route add dst-address=192.168.10.0/24 gateway=192.168.3.2 [admin@MikroTik] > /ip route add dst-address=192.168.20.0/24 gateway=192.168.2.2
Konfigurasi
di atas berfungsi untuk menunjukkan jalur yang harus ditempuh ketika
ingin mengirim sebuah packet data. Misalnya, ketika kita ingin
mengirimkan packet ICMP (PING dan Traceroute) dari PC-2 ke PC-1 yang
berada di dalam network yang berbeda, maka
secara otomatis packet data tersebut akan melewati router RB-3 dan
berakhir di router RB-1, nah dengan adanya entry static routing yang
sudah kita buat, maka router 1 (RB-1) akan menunjukkan jalan yang harus
ditempuh oleh si packet data tersebut, yaitu untuk menuju ke PC-1 yang
berada di dalam network 192.168.10.0/24 maka harus melalui pintu gerbang atau gateway 192.168.3.2 (RB-2), begitu juga sebaliknya.
Untuk
memastikan apakah PC-1 dan PC-2 yang berbeda network sudah bisa saling
berkomunikasi atau belum, lakukan test ping antar PC, seharusnya
hasilnya sudah reply seperti ini.
PC1> ping 192.168.20.2 84 bytes from 192.168.20.2 icmp_seq=1 ttl=61 time=6.323 ms 84 bytes from 192.168.20.2 icmp_seq=2 ttl=61 time=3.345 ms 84 bytes from 192.168.20.2 icmp_seq=3 ttl=61 time=3.887 ms 84 bytes from 192.168.20.2 icmp_seq=4 ttl=61 time=3.343 ms 84 bytes from 192.168.20.2 icmp_seq=5 ttl=61 time=3.542 ms
PC2> ping 192.168.10.2 84 bytes from 192.168.10.2 icmp_seq=1 ttl=61 time=3.240 ms 84 bytes from 192.168.10.2 icmp_seq=2 ttl=61 time=2.975 ms 84 bytes from 192.168.10.2 icmp_seq=3 ttl=61 time=1.905 ms 84 bytes from 192.168.10.2 icmp_seq=4 ttl=61 time=4.088 ms 84 bytes from 192.168.10.2 icmp_seq=5 ttl=61 time=4.295 ms
Sampai
disini, kita sudah berhasil menghubungkan 2 network yang berbeda
menggunakan static routing pada router mikrotik, dalam implementasi
di lapangan tentu saja topology jaringan yang dihadapi bisa saja berbeda.
Untuk itu, di blog ini saya akan mempublish beberapa artikel / tutorial konfigurasi static routing dengan topology yang berbeda pula, jadi nantinya akan ada studi kasus 2, 3 dan seterusnya.
Baca juga :
Terimakasih, semoga bermanfaat.
Untuk itu, di blog ini saya akan mempublish beberapa artikel / tutorial konfigurasi static routing dengan topology yang berbeda pula, jadi nantinya akan ada studi kasus 2, 3 dan seterusnya.
Baca juga :
- Tutorial Konfigurasi Static Routing Di Router Mikrotik (Study Kasus 2)
- Tutorial Konfigurasi Static Routing Di Router Mikrotik (Study Kasus 3)
Terimakasih, semoga bermanfaat.
Advertisement